Selasa, 09 Juli 2013

Rangkuman Ilmu Budaya Dasar BAB I, II, III

RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR

BAB I
TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
A. Pendahuluan
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-hari.
Dengan mendapatkan mata kuliah ilmu budaya dasar mahasiswa diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalaminya lebih lanjut, agar demikian diharapkan turut mrndukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.  Setelah mendapatkan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memperlihatkan :
Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi diekitarnya dan di luar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakan sendiri dan mengapa.
Kesadaraan akan pola-pola nilai yanng dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut unutuk dirinya sendiri.
Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawba dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut :
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang terancam dalam berbagai spek kebudayaannya.
Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terusmenerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan oergeseran sisetem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena pengaruhnya.
Kemajuan ilmu oengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusa menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan.
B. Ilmu Budaya Dasar Sebagai Bagian dari Mata Kuliah Dasar Umum.
Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kkuliag wajib semua perguruan tinggi. Pendidikan umum yanng menitik beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda berbeda dengan mmata kuliah-mata kuliah lainnya yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya.
C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengertian dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji maslah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasardikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istialah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa inggris “The Humanites”  yang berasal dari bahasa latin humanus yang dapat diartikan manusia, berbudaya dan halus.  The humanities berkaitan dengan  nilai – nilai manusia sebagai homo hemanus atau manusia berbudaya.
Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya. Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Ilmu-Ilmu Almiah (natural science)
Ilmu – ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan – keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah.
2. Ilmu – ilmu Sosial (social science)
Ilmu – Ilmu social bertujuan untuk mengkaji an – keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu – ilmu ilmiah. Yang termasuk kelompok ilmu – ilmu social antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi social, sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan Budaya (the humanities)
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari artikel kenyataan – kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa – peristiwa dan pernyataan – pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Sedangkan Ilmu Budaya Dasar (basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalh manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai – nilai manusia sebagai mahluk berbudaya sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalah manusia dan budaya.
D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalah manusia dan kebudayaan.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat:
1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan – persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing – masing.
4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademis agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
E. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Dua masalah pokok bias dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu adalah :
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi masing – masing keahlian di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing – masing jaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan :
- Manusia dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusia dan penderitaan
- Manusia dan keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya – karya yang tercakup pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
Ilmu Budaya Dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Ilmu Budaya Dasar hanya mempergunakan karya – karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk mendekati masalah – masalah kemanusiaan dan budaya.


BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. Manusia
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat di pandang dari berbagai macam segi. Dalam ilmu ekstra manusia dimpandang sebagai kumpulan partikel atom yang membentuk suatu jaringan sistem yang di miliki manusia (ilmu kimia), manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan dll. Dari definisi-definisi tersebut kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat di pandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan  untuk menjelaskan tentang unsure-unsur yang membangun manusia.
1.      Manusia itu sendiri dari empat unsure yang saling terkait, yaitu :
a.       Jasad, yaitu : badan kasar manuasia yang dapat di raba dan menempati ruang dan waktu
b.      Hayat, yaitu : mengandung unsure hidup, yang di tandai dengan gerak.
c.       Ruh yaitu : bimbingan dan pimpinan dari tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d.      Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri
2.      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.       Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b.      Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan dari Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dapat di mengerti oleh orang lain.
c.       Superego,  merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Di bandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam individu,superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Kode moral positif di sebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk di lakukan.
            Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia.Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat di identifikasikan bahwa orang tersebut lebih di kendalikan oleh Id di banding super Egonya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia.
B.     Hakekat Manusia
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai salah satu kesatuan yang utuh.
      Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,di raba,di rasa, wujudnya kongrit tetapi tidak abadi.Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap.Jiwa terdapat di dalam tubuh tidak dapat dilihat,tidak dapat di raba, sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
       Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia.Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1.      Perasaan intelektual, yaitu petasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2.      Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
3.      Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4.      Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5.      Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6.      Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan    menurut moral.
c. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor
hayati dan budayawi. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di pelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan,psikologi sosial, kesenian,ekonomi,perkakas,bahasa dan sebagainya.
d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga syaraf, yaitu estetis,etis dan religius.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Francis L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesustraan cina klasik. Dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran konsentrif sekitar diri pribadi.
            Nomor 7 dan 6 di sebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari dalam jiwa individu.
            Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (uncxpressed conscious).Lingkran itu terdiri dari pikiran dan gagasan yang di sadari oleh individu.
            Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran.
            Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib,mengandung konsepsi tentang orang-orang.
            Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap saying dan mesra.
            Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh,terdiri dari pikiran dan sikap alam jiwa manusia tentang manusia,benda-benda,alat-alat pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri.
            Nomor  0 disebut lingkungan dari luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan yang hamper sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1.
0.      Dunia luar
1.      Lingkungan hubungan jauh
2.      Lingkungan hubungan berguna
3.      Lingkugan hubungan karib
4.      Kesadaran yangdinyatakan
5.      Kesadaraann yang tak di nyatakan
6.      Sunsadar
7.      Taksadar
D.    Pengertian Kebudayaan
            Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah tanah.Seorang antropolog yaitu E.B Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
            Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,kesenian,moral,hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat kan oleh manusia sebagai angota masyarakat.
·           Selo Sumarjan dan soelaeman Soeardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
·           Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
·           Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus diibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
·           A. L. Krober dan C. Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas luasnya.
E.     Unsur-Unsur Kebudayaan
            Yang di maksud dengan unsure di sini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
             C. Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories Of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsure kebudayaan universal yaitu :
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan). Merupakan produk manusia sebagai homo   religious.
2.Sistem organisasi kemasyarakatan.Merupakan produk homo socius.
3. Sistem pengetahuan .Merupakan produk manusia sebagai sapiens.
4. Sistem mata pencarian hidup dan sistem-sietem ekonomi.Merupakan produk manusia homo economicus menjadikan tingkat kehidupan anusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem Teknologi dan Peralatn, Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
6. Bahasa.Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
7. Kesenian. Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.
F.     Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1.      Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia :
Wujud ini di sebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat di lihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.      Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat di amati atau diobserfasi.Wujud ini sering disebut sistem sosial, Sistem sosial bersifat kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari bisa diobservasi, di foto dan didokumentasi.
3.      Wujud Sebagai benda :
            Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
G.    Orientasi Nilai Budaya
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) Sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.      Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk manusia setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem ada yang berusaha untuk memandang hidup,ada pula denga pola kelakuan tertentu yang mengganggap hidup sebagai hal yang baik “mengisi hidup”
2.      Hahekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda. Di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup karya memberikan kedudukan atau kehormatan karya merupakan  gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.      Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

4.      Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin.
5.      Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secra  horizontal (sesamanya) maupun secra vertical (orientasi kepada tokoh tokoh) ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).
H.    Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan di manapun selalu dalam keadaan berubah,sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Terjadinya gerak/ perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal :
1.      Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2.      Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.  Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Perubahan sosial adalah segala perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial. Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu di hadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
A.    Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
B.     Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit di terima
C.     Individu-individu manakah yang cepat menerima unsure-unsur yang baru
D.    Ketegangan-ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.
1.      Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
a.       Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah di pakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
b.         Unsur-unsur yang terbukti mambawa manfaat besar.
c.         Unsur-unsur yang dengan mudah di sesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut.
2.         Unsur-unsur kebudayaan yang sulit di terima oelh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
a.         Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideology
b.         Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
3.         Pada umunya generasi muda di anggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.sebaliknya generasi tua, di anggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsure baru.
4.         Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi,selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkab tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu kebudayaan baru diantaranya :
1.         Terbatasnya masyarkat memiliki hungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.         Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor sulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.         Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4.         Suatu unsure kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsure-unsur kebudayaan yang menjadi landasan-landasan bagi diterimanaya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.         Apabila unsure yang baru itu meniliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
I.       Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia.
            Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa malaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain,hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat di nyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses diakletis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivitas, yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Manusia dan kebudayaan, atu manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan erat satu sama lain.Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat di lakukan dengan lebih cermat.


BAB III
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A.    Pendekatan Kesusastraan
Seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atu agama. Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normative seni lebih mudah berkomunikasi, karena tidak normative nilai-nilai yang di sampaikan lebih fleksibal baik isinya maupun cara penyampainnya.
            Hampir di setiap jaman sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasannya karena sastra mempergunakan bahasa sastra juga lebih mudah berkoomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah pejabaran abstraksi, Cabang-cababg seni yang lain pada hakekatnya juga abstrak. Sastra juga di dukung oleh cerita, dengan adanya cerita orang lebih mudah tertarik dan dengan caerita orang lebih mudah mengemukakan gagasannya dalam bentuk yang tidak normative.
            Orientasi the Humanities adalah ilmu : Dengan mempelajari satu sebagai dari disiplin ilmu yang mencakup dalam the humanities, mahasiswa di harapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
B.     Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan dengan Prosa
Istilah prosa banyak pandangannya. Kadang-kadang di sebut narrative fiction,prose fiction atu hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering di terjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita tau prosa kisahan yang mempunyai pemeran,lakuan,paristiwa dan alur yang si hasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesussatraan Indonesia kita mengenai jenis prosa lama dan prosa baru.
A.    Prosa lama meliputi:                                B. Prosa baru meliputi :
1.      Dongeng-dongeng                                 1. Cerita Pendek
2.      Hikayat                                                  2. Roman/Novel
3.      Sejarah                                                   3. Biografi
4.      Epos                                                       4. Kisah
5.      Cerita pelipur lara                                   5. Otobiografi
C.    Nilai-Nilai dalam Prosa Fiksi
Nilai-nilai yang di peroleh pembawa lewat sastra antara lain :
1.      Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang di peroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman, pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal dareh atau tempat asing, pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh asing.
2.      Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lampau, bahkan juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.      Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Salah satunya adalah novel Siti Nurbaya.
4.      Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau ransangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang di sajikan dalam kehidupan sendiri.
Berkenaan dengan moral , karya satra dapat di bagi menjadi dua : Karya sastra yang menyurakan aspirasi jamannya, dan karya satra yang menyuarakan gejolak jamananya, ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Kedua macam sastra itu selalu menyampaikan masalah. Masalah ini di sampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya.Kita kenal Mahabrata dan Ramayana, Mahabrta menceritakan kepahlawanan orang-orang pandawa yang pemberani.
D.    Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengjaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan lepas di arahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dapat di pakai sebagai media sekaligus sebagai sumber sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi  termasuk satra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsure dari kebudayaan. Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinnya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa seperti gaya personifikasi,metafora,perbandingan,alegori sehingga puisi menjadi segar hidup,menarik dan member kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata  yang ambiqiuitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda banya tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan,sehingga lebih menggugah hati.
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar di cerna maknanya itu, puisi berisi potret kehidupan manusia.
            Adapun alas an-alasan yang melandasi penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagi berikut :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat di lakukan dengan suatu kemampuan yang di sebut “imaginative entry” yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang di tuangkan penyair dalam puisinya.
2.      Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat di ajak untuk dapat menjenguk hati/penyair manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3.      Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
·         Penderitaan atas ketidakadilan
·         Perjuangan untuk kekuasaan
·         Konflik dengan sesame
·         Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati maing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari jemari mereka bergetar. Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri,ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian,kesedihan,keputusan,dll).
Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam metafisis, suatu impian yang berkribadian sehingga sukar dihayati isinya, Walaupun demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan membantu pembaca dalam menafsirkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar