TUGAS KE-3
CERPEN MANUSIA DAN CINTA KASIH
Kupandangi
layar handphoneku untuk kesekian kalinya. Dan senyumku muncul ketika kulihat
nama Ryan terpampang pada handphoneku. Kuangkat telepo tersebut dengan rasa
senang.
“Kiara, aku butuh bantuanmu!”
suara Ryan terdengar ngos-ngosan di telepon
“apa
yang bisa ku bantu?”
“aku
sedang bersama Nina, dan
aku lupa untuk membuat tugasku. Kamu mau bantu aku membuat laporannya kan?”
Seketika senyumku menghilang ketika Ryan sedang bersama Nina.
“uum
okay. Bisa ku atur”
“trims
ra, kamu
memang teman yang baik. Bye!”
Aku
pun membanting handphoneku ke kasur dan mulai meraih laptopku untuk mengerjakan
tugas Ryan.
***
“Ryan
kemana sih? Ini sudah mau masuk lab” aku menggerutu kesal sambil melirik jam
tanganku. Hani yang sedari tadi menemaniku terlihat kesal juga
“apa
ku bilang, dia
pasti telat ra, yasudahlah
tunggu saja. Toh kalo dia
telat kita gak
rugi ini” aku memutar mataku dan melirik Hani
“tapi
dia menitipkan tugasnya padaku Han. Aku merasa gak enak lah.”
“Kiara
sayang,sudah berapa kali ku bilang? Kamu hanya diperalat sama dia” aku tergelak
mendengar pernyataan Hani.
“gak
mungkin Han. Dia gak mung-“ ucapanku terputus ketika mendengar asisten lab
memanggil agar masuk keruangan lab. Aku mulai panik ketika aku belum melihat
Ryan datang ke kampus.
“ayo
ra,kita harus masuk! Aku gamau duduk dibelakang. Dan kau juga gak mau kan?”
Hani menarikku dan aku langsung menepis tangannya.
“kamu
duluan saja, aku
tungguin Ryan dulu”
“raaa!
Ah yasudahh aku duluan” Hani pun masuk ruangan sedangkan aku masih menunggu
Ryan diluar lab.
Setelah
menunggu 5 menit,akhirnya aku melihat Ryan berlarian keluar lift. Aku pun
bernafas lega ketika melihat dia datang.
“Ra
aku benar-benar minta maaf ya”
“tak
apa Yan. Ayo sebaiknya kita
masuk. Lab sepertinya sudah mulai.” Ryan pun mengangguk dan aku melangkah lesu
masuk kedalam lab. Ternyata sesampainya kedalam,aku mendapat posisi computer
dipaling belakang. Aku pun mulai kesal karena Ryan yang sedari tadi kutunggu
mendapatkan duduk paling depan. Aku benar-benar tidak memperhatikan lab dengan
seksama karna perasaan kesalku ke Ryan. Ketika lab berakhir,aku pun menghindaar dari Ryan.
“kamu
kenapa ki?” Hani menepuk pundakku dan aku memutar badanku menghadapnya
“aku
benar-benar merasa tidak dihargai” aku pun mulai menangis dan Hani mulai
memelukku
“hei
ki aku- eh kamu kenapa?” Ryan pun menghampiriku dan aku langsung menarik Hani
pergi.
***
Setelah
kejadian itu,aku dan Ryan saling tidak bertegur sapa satu sama lain. Aku bahkan
sudah jarang melihat Ryan masuk kuliah. Kadang rasa jengkel sewaktu itu masih saja ku pikirkan. Tetapi karna aku
peduli padanya,kesalku pun kadang hilang begitu saja. hingga suatu hari Ryan
menelponku. aku pun dengan malas-malasan mengangkatnya.
“ra
aku minta maaf” kudengar nada bicara Ryan sedikit menyesal
“untuk
yang kemarin? Aku sudah memaafkanmu”
“bukan
untuk itu ra” aku menautkan alisku. Apa maksudnya?
“lalu?”
“Aku
hanya memanfaatkanmu selama ini. Maaf juga kalau andai kata aku member harapan
palsu padamu” Ryan pun langsung mematikan telponnya. Aku terbengong sementara
waktu. Apa maksudnya dia berkkata seperti itu? Aku merasa semakin kesal pada
Ryan. Semua rasa peduli yang sedari dulu aku rasa dengan tiba-tiba menghilang
begitu saja. segera kutelfon Hani dan menceritakan semuanya.
“aku
sudah mengetahuinya Ra” jawaban Hani membuatku kaget.
“kau
tau dari mana Han?”
“Ryan
yang cerita denganku. Aku sudah menyangka dari awal”
“menyangka
apa? Cepat jawab jangan buatku penasaran”
“dia
memanfaatkanmu karna kau menyukainya ra. Dia mendekatimu agar dia dapat
mendapatkan tugas. Kau lihat saja kan dia jarang kuliah? Sudah kuperingati juga
dari dulu kan. Kau hanya dimanfaatkan” aku terdiam dengan jawaban Hani. Aku
benar-benar merasa kesal pada Ryan. Dan aku juga merasa bodoh sudah peduli
dengannya dan mau saja dia suruh ini dan itu. Aku pun langsung mematikan
teleffonku dan membantingnya ke sembarang tempat. Rasa kesalku pada Ryan
benar-benar sudah menghilangkan rasa suka padanya.
***
Hingga
suatu saat Ryan menghubungiku kembali. Setiap malam dia mengirimiku pesan
singkat. Jujur saja itu benar-benar menggangguku. Yang sebenar nya aku sudah bisa untuk melupakan Ryan dan move on kepada seseorang yang sudah
memberiku perhatian lebih. Disetiap pesan yang Ryan kirim seperti ada sesuatu yang ingin bicarakan nya, tapi
Aku hanya membalas seadanya.
Kali
ini,pesan singkat Ryan sangat membuat jengkel dan aku
sangat ingin melampiaskan kekesalanku padanya. Tapi apa boleh buat. Aku tak bias berbuat apa-apa. Ketika
aku membuka pesannya,aku langsung menegerutkan keningku.
"Ra ada yang mau aku bicara kan kepada mu,
sebenernya aku memiliki perasaan kepadamu tapi mungkin aku salah menyampaikan
nya dengan memintamu untuk membuatkan tugasku dan memanfaatkan mu itu hanya
untuk mengambil perhatianmu tapi ternyata karna itu membuatmu jadi benci kepada
ku" Ryan mengungkapkan perasaan
nya.
"tapi sekarang perasaan ku pun sudah hilang bersama
hilang nya kamu yang tidak pernah aku lihat lagi untuk kuliah.
Maaf tapi aku benar-benar sudah menghilangkannya. Aku bahkan sudah tidak
mengharapkan kamu ada lagi di kehidupanku"
aku pun mengira itu jawaban yang tepat buat Ryan.
Dengan mudahnya Ryan mengungkapkan itu tanpa harus
memikirkan perasaan seorang wanita terlebih dahulu sudah jelas salah apa yan
dia lakukaan. Ryan bahkan tidak berfikir untuk
membuat wanita iu bahagia. Tetapi malah memanfaatkannya. Sekarang ketika dia
sudah menyadari kesalahannya,perasaan Kiara sudah hilang seutuhnya. Dan Kiara sudah tidak ada lagi komunikasi kepada Ryan. Karma berlaku
bukan?
created by : Ghassani Hashifah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar