Kamis, 11 Juli 2013

Cerpen Manusia dan Cinta Kasih

TUGAS KE-3

CERPEN MANUSIA DAN CINTA KASIH

Kupandangi layar handphoneku untuk kesekian kalinya. Dan senyumku muncul ketika kulihat nama Ryan terpampang pada handphoneku. Kuangkat telepo tersebut dengan rasa senang.
“Kiara, aku butuh bantuanmu!” suara Ryan terdengar ngos-ngosan di telepon
“apa yang bisa ku bantu?”
“aku sedang bersama Nina, dan aku lupa untuk membuat tugasku. Kamu mau bantu aku membuat laporannya kan?” Seketika senyumku menghilang ketika Ryan sedang bersama Nina.
“uum okay. Bisa ku atur”
“trims ra, kamu memang teman yang baik. Bye!”
Aku pun membanting handphoneku ke kasur dan mulai meraih laptopku untuk mengerjakan tugas Ryan.
***
“Ryan kemana sih? Ini sudah mau masuk lab” aku menggerutu kesal sambil melirik jam tanganku. Hani yang sedari tadi menemaniku terlihat kesal juga
“apa ku bilang, dia pasti telat ra, yasudahlah tunggu saja. Toh kalo dia telat kita gak rugi ini” aku memutar mataku dan melirik Hani
“tapi dia menitipkan tugasnya padaku Han. Aku merasa gak enak lah.”
“Kiara sayang,sudah berapa kali ku bilang? Kamu hanya diperalat sama dia” aku tergelak mendengar pernyataan Hani.
“gak mungkin Han. Dia gak mung-“ ucapanku terputus ketika mendengar asisten lab memanggil agar masuk keruangan lab. Aku mulai panik ketika aku belum melihat Ryan datang ke kampus.
“ayo ra,kita harus masuk! Aku gamau duduk dibelakang. Dan kau juga gak mau kan?” Hani menarikku dan aku langsung menepis tangannya.
“kamu duluan saja, aku tungguin Ryan dulu”
“raaa! Ah yasudahh aku duluan” Hani pun masuk ruangan sedangkan aku masih menunggu Ryan diluar lab.
Setelah menunggu 5 menit,akhirnya aku melihat Ryan berlarian keluar lift. Aku pun bernafas lega ketika melihat dia datang.
“Ra aku benar-benar minta maaf ya”
“tak apa Yan. Ayo sebaiknya kita masuk. Lab sepertinya sudah mulai.” Ryan pun mengangguk dan aku melangkah lesu masuk kedalam lab. Ternyata sesampainya kedalam,aku mendapat posisi computer dipaling belakang. Aku pun mulai kesal karena Ryan yang sedari tadi kutunggu mendapatkan duduk paling depan. Aku benar-benar tidak memperhatikan lab dengan seksama karna perasaan kesalku ke Ryan. Ketika lab berakhir,aku  pun menghindaar dari Ryan.
“kamu kenapa ki?” Hani menepuk pundakku dan aku memutar badanku menghadapnya
“aku benar-benar merasa tidak dihargai” aku pun mulai menangis dan Hani mulai memelukku
“hei ki aku- eh kamu kenapa?” Ryan pun menghampiriku dan aku langsung menarik Hani pergi.
***
Setelah kejadian itu,aku dan Ryan saling tidak bertegur sapa satu sama lain. Aku bahkan sudah jarang melihat Ryan masuk kuliah. Kadang rasa jengkel sewaktu itu  masih saja ku pikirkan. Tetapi karna aku peduli padanya,kesalku pun kadang hilang begitu saja. hingga suatu hari Ryan menelponku. aku pun dengan malas-malasan mengangkatnya.
“ra aku minta maaf” kudengar nada bicara Ryan sedikit menyesal
“untuk yang kemarin? Aku sudah memaafkanmu”
“bukan untuk itu ra” aku menautkan alisku. Apa maksudnya?
“lalu?”
“Aku hanya memanfaatkanmu selama ini. Maaf juga kalau andai kata aku member harapan palsu padamu” Ryan pun langsung mematikan telponnya. Aku terbengong sementara waktu. Apa maksudnya dia berkkata seperti itu? Aku merasa semakin kesal pada Ryan. Semua rasa peduli yang sedari dulu aku rasa dengan tiba-tiba menghilang begitu saja. segera kutelfon Hani dan menceritakan semuanya.
“aku sudah mengetahuinya Ra” jawaban Hani membuatku kaget.
“kau tau dari mana Han?”
“Ryan yang cerita denganku. Aku sudah menyangka dari awal”
“menyangka apa? Cepat jawab jangan buatku penasaran”
“dia memanfaatkanmu karna kau menyukainya ra. Dia mendekatimu agar dia dapat mendapatkan tugas. Kau lihat saja kan dia jarang kuliah? Sudah kuperingati juga dari dulu kan. Kau hanya dimanfaatkan” aku terdiam dengan jawaban Hani. Aku benar-benar merasa kesal pada Ryan. Dan aku juga merasa bodoh sudah peduli dengannya dan mau saja dia suruh ini dan itu. Aku pun langsung mematikan teleffonku dan membantingnya ke sembarang tempat. Rasa kesalku pada Ryan benar-benar sudah menghilangkan rasa suka padanya.

***
Hingga suatu saat Ryan menghubungiku kembali. Setiap malam dia mengirimiku pesan singkat. Jujur saja itu benar-benar menggangguku. Yang sebenar nya aku sudah bisa untuk melupakan Ryan  dan move on kepada seseorang yang sudah memberiku perhatian lebih. Disetiap pesan yang Ryan kirim seperti ada sesuatu yang ingin bicarakan nya, tapi Aku hanya membalas seadanya.
Kali ini,pesan singkat Ryan sangat membuat jengkel dan aku sangat ingin melampiaskan kekesalanku padanya. Tapi apa boleh  buat. Aku tak bias berbuat apa-apa. Ketika aku membuka pesannya,aku langsung menegerutkan keningku.
"Ra ada yang mau aku bicara kan kepada mu, sebenernya aku memiliki perasaan kepadamu tapi mungkin aku salah menyampaikan nya dengan memintamu untuk membuatkan tugasku dan memanfaatkan mu itu hanya untuk mengambil perhatianmu tapi ternyata karna itu membuatmu jadi benci kepada ku"  Ryan mengungkapkan perasaan nya.
"tapi sekarang perasaan ku pun sudah hilang bersama hilang nya kamu yang tidak pernah aku lihat lagi untuk kuliah. Maaf tapi aku benar-benar sudah menghilangkannya. Aku bahkan sudah tidak mengharapkan kamu ada lagi di kehidupanku" aku pun mengira itu jawaban yang tepat buat Ryan.

Dengan mudahnya Ryan mengungkapkan itu tanpa harus memikirkan perasaan seorang wanita terlebih dahulu sudah jelas salah apa yan dia lakukaan. Ryan bahkan tidak berfikir untuk membuat wanita iu bahagia. Tetapi malah memanfaatkannya. Sekarang ketika dia sudah menyadari kesalahannya,perasaan Kiara sudah hilang seutuhnya.  Dan Kiara sudah tidak ada lagi komunikasi kepada Ryan.  Karma berlaku bukan?


created by : Ghassani Hashifah :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar