Rabu, 28 November 2012

Artikel Tawuran Pelajar


ARTIKEL TAWURAN PELAJAR


Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja.
DAMPAK PERKELAHIAN PELAJAR
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar. Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas. Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan. Ketiga, terganggunya proses belajar di sekolah. Terakhir, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
PANDANGAN UMUM TERHADAP PENYEBAB PERKELAHIAN PELAJAR
Sering dituduhkan, pelajar yang berkelahi berasal dari sekolah kejuruan, berasal dari keluarga dengan ekonomi yang lemah. Data di Jakarta tidak mendukung hal ini. Dari 275 sekolah yang sering terlibat perkelahian, 77 di antaranya adalah sekolah menengah umum. Begitu juga dari tingkat ekonominya, yang menunjukkan ada sebagian pelajar yang sering berkelahi berasal dari keluarga mampu secara ekonomi. Tuduhan lain juga sering dialamatkan ke sekolah yang dirasa kurang memberikan pendidikan agama dan moral yang baik. Begitu juga pada keluarga yang dikatakan kurang harmonis dan sering tidak berada di rumah.
Padahal penyebab perkelahian pelajar tidaklah sesederhana itu. Terutama di kota besar, masalahnya sedemikian kompleks, meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan pendidikan dalam arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya seperti angkutan umum dan tata kota.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik. Pada delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat. Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, mereka bangga kalau dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
Peristiwa seperti itu tidak boleh dibiarkan.  Semua pihak harus merasa prihatin dan tidak boleh sekedar menuding atau menyalahkan pihak-pihak tertentu. Apa jadinya, manakala peristiwa seperti itu terjadi di tempat lain dan selalu berulang. Siapapun akan gelisah. Orang tua yang menyekolahkan anaknya tidak akan tenang, khawatir anaknya menjadi korban. Kepala sekolah dan guru akan merasa terbebani. Demikian pula, siswa yang sebenarnya tidak ikut-ikut akan merasa terancam.
Jumlah sekolah sedemikian banyak. Manakala tidak ada jaminan keselamatan dan ketenangan, maka pihak-pihak yang terkait dengan sekolah akan gelisah dan merasa tertekan.  Sekolah yang semestinya melahirkan suasana damai,  menyenangkan, dan menjadi harapan masa depan,  justru berbalik menjadi tempat yang menakutkan dan atau setidak-tidak mengkhawatirkan. Sekolah tidak boleh melahirkan suasana seperti itu.
Sekolah adalah tempat anak-anak menimba ilmu, berlatih  berperilaku  luhur, terpuji dan mulia.  Di tempat itu para siswa diajari  ilmu pengetahuan dan tata krama pergaulan sehari-hari. Ke sekolah bukan mencari musuh, melainkan justru  belajar tentang banyak hal,  tidak terkecuali mencari teman. Tidak ada satu pun  sekolah yang mengajari para siswanya bermusuhan, dan  apalagi  tawuran.  Kejadian itu betul-betul membuat  banyak orang repot dan wajar  melahirkan pertanyaan, sebenarnya ada apa di sekolah hingga peristiwa  yang sangat menyedihkan  itu  terjadi.
Ada beberapa hal yang kiranya bisa diambil  pelajaran dan juga bahan perenungan selanjutnya, yaitu :
Pertama, Bahwa kualitas hasil pendidikan tidak selalu ditentukan oleh jumlah anggaran yang disediakan. Dulu,  banyak orang  mengkritik rendahnya kualitas pendidikan, disebabkan jumlah anggaran  sangat terbatas. Ternyata setelah pemerintah menganggarkan 20 % dari APBN pada setiap tahunnya,  persoalan pendidikan masih saja muncul,  yang juga tidak kurang rumitnya untuk diselesaikan, seperti adanya tawuran antar pelajar ini.
Kedua, sementara orang menganggap  bahwa pendidikan di kota, lebih-lebih di kota besar lebih unggul dibandingkan dengan pendidikan di kota kecil dan  apalagi di pedesaan.  Pada  aspek-aspek tertentu, pendidikan di perkotaan  memiliki kelebihan, seperti sarana dan prasarana, lingkungan, dan lain-lain. Akan tetapi ternyata, lingkungan perkotaan memiliki problem tersendiri yang tidak selalu mendukung  prosess pendidikan. Pendidikan kharakter,mungkin justru lebih mudah  ditanamkan  di sekolah-sekolah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Ketiga, pendidikan  tidak cukup hanya dimaknai  secara sederhana, yaitu sebagai  proses penyampaian seperangkat pelajaran yang  tertuang dalam kuriukulum pada setiap jenjang satuan pendidikan.  Mata pelajaran itu sebenarnya adalah alat yang digunakan untuk membentuk watak, prilaku,  dan tabiat para siswa.  Namun  terasa aneh ketika pelajaran itu dianggap sebagai sesuatu yang harus diterima oleh para siswa pada rentangan waktu tertentu, lingkup tertentu, dan kedalaman tertentu. Kewajiban para siswa menerima pelajaran, tanpa mereka mengetahui  maksud dan filosofinya, kecuali  hanya agar lulus ujian, akan dirasakan sebagai beban yang memberatkan. Manakala itu yang  terjadi, maka para siswa  tidak akan merasakan nikmatnya  belajar,  dan bahkan juga nikmatnya ilmu pengetahuan. Selain itu, sekolah hanya akan diangap sebagai  tahapan  yang harus dilalui oleh setiap anak pada usia tertentu. Akibatnya, sekolah  tidak lebih menjadi tempat yang menggelisahkan dan membelenggu. Suasana seperti itu bisa diamati gelajanya dari ketika mereka lulus akan mengekspresikan kegembiraannya secara berlebihan, lewat saling mencorat-coret baju, dan juga kebut-kebutan.
Keempat, mestinya harus disadari bahwa,  pelajaran apapun yang diberikan di sekolah, tujuannya  harus diketahui benar oleh para siswa. Dalam Islam, kegiatan pencaharian ilmu adalah dimaksudkan untuk meraih puncak religiousitas, yaitu memahami  dirinya sebagai bekal  untuk mengenali Tuhannya. Oleh karena itu, maka belajar apa saja, biologi, fisika, kimia, matematika, psikologi, sosiologi, sejarah, seni, bahasa,  filsafat, dan lain-lain,  harus  memulainya  dengan menyebut Asma Allah,  dan baru berakhir dalam arti meraih  apa yang dicari  tatkala mencapai puncak kesadaran,  tentang adanya Dzat Yang Maha Kuasa.
            Proses dan orientasi seperti dikemukakan itu,  sangat berbeda dibandingkan dengan  ketika  mempelajari ilmu pengetahuan hanya dimaksudkan untuk mempersiapkan ujian dan kemudian agar  memperoleh selembar ijazah. Proses kegiatan  seperti itu bisa dimaknai, sebagaimana seringkali terdengar, yaitu para siswa baru diajar,  tetapi belum dididik.  Maka pantas,  mereka mudah  tawuran, dan kehilangan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai anak terpelajar.  
            terdapat sedikitnya 4 faktor psikologis mengapa seorang remaja terlibat perkelahian pelajar.
1. Faktor internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya.
2. Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.

3. Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
4. Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi 



KESIMPULAN
Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Banyak sekali dampak negatif dari tawuran tersebut contoh umum nya seperti luka atau tewas nya para siswa dan rusaknya fasilitas umum. Penyebab perkelahian pelajar tidaklah sesederhana itu. Terutama di kota besar, masalahnya sedemikian kompleks, meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan pendidikan dalam arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya seperti angkutan umum dan tata kota.
Sekolah adalah tempat anak-anak menimba ilmu, berlatih  berperilaku  luhur, terpuji dan mulia.  Di tempat itu para siswa diajari  ilmu pengetahuan dan tata krama pergaulan sehari-hari. Ke sekolah bukan mencari musuh, melainkan justru  belajar tentang banyak hal,  tidak terkecuali mencari teman. Faktor-faktor psikologis mengapa seorang remaja terlibat perkelahian pelajar yaitu : Faktor Internal, Faktor Keluarga, Faktor Sekolah, Faktor Lingkungan.
PENDAPAT
Perkelahian pelajar tentu merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar. Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas. Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan. Ketiga, terganggunya proses belajar di sekolah. Terakhir, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Banyak faktor yang di tuduhkan seperti yang dialamatkan ke sekolah yang dirasa kurang memberikan pendidikan agama dan moral yang baik. Begitu juga pada keluarga yang dikatakan kurang harmonis dan sering tidak berada di rumah. Padahal penyebab terjadinya perkelahian itu tidak sesederhana itu. Mestinya harus disadari bahwa,  pelajaran apapun yang diberikan di sekolah, tujuannya  harus diketahui benar oleh para siswa. Dalam Islam, kegiatan pencaharian ilmu adalah dimaksudkan untuk meraih puncak religiousitas, yaitu memahami  dirinya sebagai bekal  untuk mengenali Tuhannya.
Sumber :

   http://www.kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/artikel/258-tawuran-pelajar-memprihatinkan-dunia-pendidikan.html

Artikel Aborsi


ARTIKEL ABORSI


Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Macam-macam aborsi
1. Aborsi provokatus medisinalis.
Aborsi provokatus medisinalis adalah karena alasan kesehatan ibu hamil tersebut tidak dapat melanjutkan kehamilannya. Misalnya sakit jantung, karena jika kehamilannya dilanjutkan terjadi penambahan beban kerja jantung sehingga sangat berbahaya bagi jiwanya. Dalam hal ini keselamatan ibu yang diutamakan. Penyakit lain yaitu tuberkulosis paru berat, asma, diabetes melitus, gagal ginjal, hipertensi, penyakit hati menahun (JNPK-KR, 1999). Tentunya untuk melaksanakan tindakan ini pun harus ada inform choice dan inform consent terlebih dahulu.
2. Aborsi provokatus kriminalis.
Contoh kasus diatas, tindakan pengosongan rahim dari buah kehamilan yang dilakukan dengan sengaja bukan karena alasan medis, tetapi alasan lain biasanya karena hamil diluar nikah,atau terjadi pada pasangan yang menikah karena gagal kontrasepsi maupun karena tidak mengingkan kehamilannya.
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi :
1. Spontaneous abortion : gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
2. Induced abortionatau procured abortion : pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk didalamnya adalah :
a. Therapeutic abortion : pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
b. Eugenic abortion : pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
c. Elective abortion : pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Jenis abortus menurut terjadinya :
a. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
• Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
• Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
• Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
• Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
b. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat).
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Factor-faktor yang mempengaruhi aborsi.
1. Abortus Provokatus Medisinalis
Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).
• Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
• Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
• Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.
• Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi. Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
• Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia gravidarum yang berat. Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain- lain.
• Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
• Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.
• Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater.
2. Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:
• Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
• Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
• Kehamilan di luar nikah.
• Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
• Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
• Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga). Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
Berikut adalah pelaku Abortus Provokatus Kriminalis
Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis biasanya adalah:
• Wanita bersangkutan.
• Dokter atau tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati).
• Orang lain yang bukan tenaga medis (misalnya dukun).
Teknik aborsi dapat dilakukan melalui :
1. Curettage and dilatage (C & D)
2. Dengan melebarkan mulut rahim kemudian janin dikiret dengan alat tertentu
3. Dengan aspirasi atau penyedotan isi rahim.
4. Melalui operasi (hystertotomi). abortus dapat terjadi karena ketidaksengajaan (spontaneous abortus) dan terjadi karena disengaja (abortus provocatus atau induced pro abortion).
EFEK ABORSI
1. Efek Jangka Pendek
•           Rasa sakit yang intens
•           Terjadi kebocoran uterus
•           Pendarahan yang banyak
•           Infeksi
•           Bagian bayi yang tertinggal di dalam
•           Shock/Koma
•           Merusak organ tubuh lain
•           Kematian
2. Efek Jangka Panjang
•           Tidak dapat hamil kembali
•           Keguguran Kandungan
•           Kehamilan Tubal
•           Kelahiran Prematur
•           Gejala peradangan di bagian pelvis
•           Hysterectom
RESIKO ABORSI
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
•           Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
•           Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
•           Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
•           Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
•           Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
•           Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
•           Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
•           Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
•           Kanker hati (Liver Cancer).
•           Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
•           Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
•           Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
•           Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review. Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar.


KESIMPULAN
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Efek Jangka Pendek : Rasa sakit yang intens, Terjadi kebocoran uterus, Pendarahan yang banyak, Infeksi, Bagian bayi yang tertinggal di dalam, Shock/Koma, Merusak organ tubuh lain, Kematian
Efek Jangka Panjang : Tidak dapat hamil kembali, Keguguran Kandungan, Kehamilan Tubal, Kelahiran Prematur, Gejala peradangan di bagian pelvis, Hysterectom
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
1.      Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
2.      Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
3.      Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4.      Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
5.      Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
6.      Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
7.      Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
8.      Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
9.      Kanker hati (Liver Cancer).
10.  Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
11.  Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
12.  Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
13.  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

PENDAPAT
Menurut saya kejadian aborsi dimasyarakat dikarenakan semakin bebasnya pergaulan remaja. Banyaknya hubungan seks diluar nikah di pergaulan remaja mengakibatkan terjadinya kehamilan di luar nikah. Kehamilan diluar nikah adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya aborsi. Untuk mengurangi terjadinya aborsi cara utama adalah melalui orang tua, orang tua harus lebih mengawasi pergaulan anaknya supaya si anak tidak terperosok ke pergaulan yang salah. Aborsi sangat banyak memiliki dampak yang tidak baik karena dapat menyebabkan banyak gejala-gejala seperti yang disebutkan di artikel tersebut.

SUMBER
lucyaoktapina.blogspot.com
http://stevan777.wordpress.com/2008/01/02/makalah-aborsi-untuk-pelajar-sma-mahasiswa/

Artikel Pengangguran


ARTIKEL PENGANGGURAN

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Meskipun banyak jenis pengangguran yang muncul dalam perekonomian Indonesia, namun secara umum pengangguran akan lebih banyak memberi dampak yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi negara. Pengangguran akan menyebabkan perekonomian berada kondisi di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang dihaparkan. Pengangguran juga akan menyebabakan beban angkatan kerja yang benar-benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan masalah sosial lainya.
Sebelum lebih jauh kita bicarakan pengangguran, kita lihat terlebih dahulu komposisi penduduk Indonesia. Dari seluruh penduduk Indonesia, kita bagi dalam penduduk usia kerja (PUK), yakni penduduk yang memiliki usia “pantas” kerja yakni, antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun. Meskipun pada kenyataanya, seperti negara berkembang lainya, penduduk dengan usia di bawah 10 tahunpun telah bekerja. Sedangkan secara umum penduduk di luar usia kerja tersebut dinamakan penduduk di luar usia kerja (PDUK), yakni para balita dan manula. Jenis-jenis pengangguran dapat dibagi berdasarkan penyebabnya dan cirinya.
Pertumbuhan ekonomi sangat memengaruhi angka pengangguran. Melihat kenyataan ini, semestinya lembaga-lembaga pendidikan, punya tanggung jawab moral terhadap lulusannya, jangan sampai menambah deretan jumlah pengangguran yang sudah ada.
Banyak orang yang menganggur karena kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.Pendidikan di Indonesia juga merupakan factor utama yang menyebabkan terjadinya pengangguran.Banyak orang yang tidak mampu menyelesaikan pendidikannya sampai menengah atas ataupun perguruan tinggi.
Lembaga pendidikan menjadi kebutuhan semua lapisan masyarakat yang ada di Indonesia. Karena itu pula, dewasa ini begitu menjamur sekolah-sekolah tinggi, akademi dan sejenisnya yang menawarkan program Diploma 1 (D1) hingga D3. Namun, program-program diploma itu, juga terkesan masih mahal menurut ukuran kocek kelas menengah bawah.Pendidikan yang hanya berorientasi kepada kalangan pemilik uang, sesungguhnya merupakan hal yang jauh dari apa yang disebut pendidikan yang membebaskan.
Berbagai kemungkinan dapat menyebabkan peserta didik tak dapat melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi. Ada yang memang karena ketidakmampuan orangtua disebabkan karena memerlukan biaya yang tinggi, selain itu ada pula karena malas, dan lainnya. Justru itu, program life skill seperti bidang komputer, jahit-menjahit, montir, bahasa Inggris serta lainnya sangat besar manfaatnya buat kehidupan karena itu dapat menjadikan mereka setidaknya agar mereka dapat memiliki kemampuan yang lain.Tetapi karena juga banyaknya orang-orang yang kurang menyadari betapa pentingnya pendidikan, mereka tidak perduli dengan nasib mereka sendiri.Oleh karenanya mereka menjalankan kehidupan mereka sendiri dengan yang apa adanya dan kadang juga menggantungkan hidupnya pada orang lain.Karena tidak mempunyai uang untuk membiayai hidupnya mereka terkadang melakukan kejahatan dan tindakan kriminal yang dapat merugikan orang lain.

Jenis pengangguran
  • Berdasarkan Penyebab Terjadinya 
    • Pengangguran Konjungtur / Siklis : Pengangguran yang berkaitan dengan turunnnya perekonomian suatu negara.
    • Pengangguran Struktural : Pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian.
    • Pengangguran Frisksional : Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja.
    • Pengangguran Musiman : Pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.
  • Berdasarkan Menurut Lama Waktu Kerja
    • Pengangguran Terbuka : Situasi dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.
    • Setengah Menganggur : Situasi dimana orang bekerja tapi tenaganya termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh.
    • Pengangguran terselubung : Situasi dimana tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Dikarenakan ketidaksesuaian antara pekerjaan dan kemampuan.

Dampak Pengangguran
  • Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita. Pendapatan nasional dapat dihitung dari pendapatan yang diterima pekerja. Jadi dapat dikatakan apabila tingkat pengangguran tinggi maka nilai komponen pendapatan semakin kecil dan mempengaruhi pendapatan nasional. Pendapatan per kapita pun seperti itu. semuanya dipengaruhi dengan pendapatan nasional.
  • Penerimaan Negara. Pajak merupakan bagian penerimaan negara. Pajak penghasilan pun merupakan salah satu pemasukan negara. Dengan tingginya pengangguran maka pendapatan negara di bidang pajak penghasilan akan berkurang.
  • Beban Psikologis. Semakin lama orang menganggur, akan semakin besar beban psikologis yang ditanggung.
  • Beban Sosial. Semakin besar penganggur. Semakin besar juga biaya sosial yang keluar. Biaya medis, keamanan, dll. menjadi pengeluaran yang otomatis sejalan dengan kehidupan penganggur. 
Cara Mengatasi Pengangguran
  1. Peningkatan daya beli masyarakat.
  2. Pengadaan proyek bersifat umum.
  3. Pengadaan pendidikan dan pelatihan untuk penambahan kualitas tenaga kerja.
  4. Pemberitahuan informasi tentang lowongan kerja.
  5. Bursa lowongan kerja untuk mempertemukan pekerja dan pekerjaan.


KESIMPULAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pengangguran akan menyebabkan perekonomian berada kondisi di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang dihaparkan. Pengangguran juga akan menyebabakan beban angkatan kerja yang benar-benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan masalah sosial lainya.

PENDAPAT
Menurut saya banyaknya pengangguran di Indonesia karena lemahnya daya pikir masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja, kebanyakkan orang di Indonesia tidak berani mengambil resiko yang besar untuk menjadi wiraswasta. Mereka lebih memilih untuk menjadi pekerja. Orang yang hanya bisa menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat menengah atas saja sebagian besar hanya sebagai buruh-buruh di pabrik hanya sebagian kecil diantara mereka yang bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan solusi yang tepat kepada masyarakat agar dapat berkurangnya jumlah pengangguran dan dapat meminimalisir terjadinya tindakan kejahatan dan kriminal di Indonesia.

SUMBER
http://amrynr.net/makalah-artikel-pengangguran-indonesia/

Artikel Penggunaan Internet di Bidang Pendidikan


ARTIKEL PENGGUNAAN INTERNET DI BIDANG PENDIDIKAN
Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi sudah sedemikian cepat sehingga merasuk dalam kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa disadari produk teknologi sudah menjadi kebutuhan manusia di Indonesia. Penggunaan televisi, telepon, fax, cellular phone (handphone), dan sekarang komputer sudah bukan menjadi hal yang aneh dan baru, khususnya di kota-kota besar. Mulai dari orang tua sampai anak-anak pun tak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan jaman yang begitu pesat ini.
Internet (Interconnection Network) merupakan jaringan computer yang menghubungkan computer-komputer diseluruh dunia (World Wide Network) sehingga terbentuk ruang maya jaringan computer (cyberspace) dimana antara satu computer dengan komputer lainnya dapat saling berhubungan atau berkomunikasi. Melalui internet, Anda dapat mencari berbagai informasi dengan cepat, seperti yang berhubungan dengan dunia pendidikan ,hiburan ,teknologi ,ekonomi ,politik ,dan informasi dunia actual lainnya sehingga akan mempermudah atau menunjang pekerjaan anda.Saat ini sudah banyak sekali berbagai layanan yang berbasiskan pendidikan (Education Web) situs ,website ,dan segala macam blog yang sudah sangat mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun kta berada .Internet sudah menjadi hal yang fenomenal dikalangan pelajar dan mahasiswa untuk menggali ilmu sedalam-dalamnya dengan memanfaatkan web resmi yang sudah diklarifikasikan terlebih dahulu oleh dunia agar menjadi web yang sehat dan berpendidikan. Sebut saja perusahaan google corporation mereka membuat www.google.com .Perusahaan tersebut bergerak untuk membantu masyarakat dunia khususnya dalam hal ini adalah pelajar dan mahasiswa mencari sesuatu seperti materi sekolah atau materi perkuliahan .
Ada banyak manfaat yang dapat diraih dari kehadiran internet ini. Namun perlu disadari pula internet juga mempunyai dampak negatif. Kebebasan informasi yang ditawarkan oleh internet harus bisa disaring sedemikian rupa sehingga tetap dapat memberikan manfaatsecara maksimal. Peranan orang tua, guru dan pihak terkait dibutuhkan agar internet dalam pendidikan tetap di dalam koridornya.


Internet Dalam Pendidikan

Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan, industri maupun pemerintah. Hadirnya  internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya. Dalam upaya meningkatkan proses pendidikan di tanah air dan menyambut berkembangnya teknologi komunikasi di abad milenium ini, ilmu mendapat penghargaan sangat tinggi. Dalam melakukan transfer ilmu banyak sarana yang dapat digunakan. Salah satunya adalah dengan internet. Melalui media internet, ilmu dapat disebarluaskan secara tepat, murah dan handal. Jarak tidak lagi merupakan kendala dan perbedaan waktu karena faktor geografi tidak menjadi halangan bagi seseorang yang ingin mengakses ilmu pengetahuan.
Penggunaan internet sebagai media pendidikan dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru. Fenomena baru dibidang pendidikan ini diharapkan mampu menjadi solusi atas problematika yang terjadi selama ini. Telah banyak situs pendidikan yang tersaji di internet, yang menyediakan informasi keilmuan, artikel dan buku virtual (e-book), informasi sekolah, beasiswa bahkan perguruan tinggi virtual. Teknologi ini juga telah dimanfaatkan oleh banyak lembaga pendidikan sebagai kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Apalagi menyongsong diterapkannya sistem otonomi sekolah. E-education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia.E-education (ElectronicEducation) ialah istilah penggunaan IT (Information Technology) di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses, sekarang akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan internet dalam penelitian atau tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui internet. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir dan skripsi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Pendeknya apa saja yang dapat terpikirkan. Para pelajar merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Aneka referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.Dalam era ini, banyak pelaku pendidikan memanfaatkan internet untuk memperoleh artikel-artikel yang dapat mendukung dan dapat dijadikan bahan acuan dalam penyusunan skripsi atau paper-paper lainnya. Selain itu adanya e-book baik yang free maupun yang berbayar memudahkan para pelajar dalam membacanya. Cukup dengan flashdisk seukuran permen, para mahasiswa dapat mengkoleksi ratusan atau bahkan ribuan e-book yang tersebar dalam internet. Mulai dari science, olahraga, komik, novel, religi, sampai dengan hal-hal mistik.
Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segera ditemukan. Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up-to-date. Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional. Selain itu, globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dari dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja dan kompetitif.
Salah satu masalah pendidikan yang tak henti-hentinya  dibicarakan, ialah sistem pendidikan yang belum mampu membangun generasi yang dapat  mengatasi tantangan perubahan  zaman  seperti krisis ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Begitu  gencarnya masalah pendidikan dibicarakan, menandakan masalah pendidikan ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang  sungguh-sungguh. Secara umum berbagai kalangan menyoroti bahkan mempertanyakan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya masalah prestasi belajar yang perlu mendapat perhatian. Istilah prestasi belajar sudah biasa diucapkan oleh hampir setiap pemerhati pendidikan dan orang tua murid. Tetapi di balik ungkapan tersebut, kadang kala makna atau hakekatnya belum dipahami secara baik. Masalahnya menyangkut ukuran prestasi belajar dan faktor-faktor apa saja yang menunjang serta yang menghambat prestasi pelajar itu. Semuanya belum secara tuntas teruraikan dan mendapatkan jawaban yang tepat. Oleh karena itu masalah prestasi belajar menarik diteliti untuk mendapat jawaban yang memadai.
Dengan adanya kemajuan internet, informasi yang dulunya sulit digapai kini begitu mudah diakses hanya dengan beberapa klik pada komputer. Padahal kita semua memaklumi bahwa era informasi seperti sekarang ini, siapa yang mendapat informasi terlebih dahulu maka ia lebih unggul daripada yang lain. Tidak sulit pula mahasiswa sudah terbiasa memanfaatkan fasilitas akses internet yang ada disekolah, kampus, cafe, hotspot maupun di warung-warung internet (warnet), ketika mereka membutuhkan untuk mencari sumber informasi sebagai bahan belajar ataupun bahan penelitian.
Internet telah menjadi sumber informasi yang tidak terbatas di dalam pendidikan. Dengan adanya internet, berbagai informasi dapat diperoleh secara mudah dan cepat. Kehadiran internet juga memberikan banyak manfaat lainnya, yaitu:
·         Memperluas cakrawala siswa. Kehadiran internet dengan segudang ilmu dari segala bidang menjadi pembuka cakrawala siswa. Dengan menggunakan internet, para siswa bisa memperoleh wawasan baru. 
Akses ke berbagai informasi yang dibutuhkan terutama di dalam bidang studinya membuat para siswa lebih bisa memahami suatu hal dengan lebih mudah. Beberapa contoh ilmu yang bisa dengan mudah diperoleh di internet seperti sejarah, teknologi dan berita dunia.

·         Belajar jarak jauh. Salah satu peranan penting internet dalam pendidikan adalah kesempatan untuk belajar jarak jauh. Saat ini,belajar berbagai hal sudah tidak harus dilakukan secara langsung tatap muka dengan staf pengajar. 
Dengan adanya internet dan fasilitas
 e-learning yang ada siswa dapat belajar berbagai hal secara online. Beberapa kursus juga bisa dilakukan melalui internet seperti kursus menulis, menggambar, komputer dan bahasa. Internet memberikan kesempatan yang luas bagi anak-anak di manapun untuk berkembang di berbagai bidang.

·         Mengembangkan inisiatif dan kreatifitas siswa.Kehadiraninternet dalam pendidikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menimba ilmu lebih lagi. Di dalam pendidikan secara konvensional, guru layaknya orang yang memberikan suapan ilmu kepada siswa-siswanya. 
Dengan adanya internet, guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyuapi diri sendiri. Siswa akan dipacu untuk lebih memiliki inisiatif di dalam mencari berbagai ilmu pengetahuan yang berpikir kreatif di dalam mengembangkan kemampuannya.

·         Kesempatan yang lebih luas untuk seluruh siswa. Ada banyak informasi beasiswa yang diberikan oleh berbagai organisasi, perusahaan dan instansi. Internet memperluas informasi ini ke seluruh siswa dimanapun mereka berada. 
Dengan adanya internet, setiap siswa di seluruh pelosok negeri mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Dengan kata lain, batasan wilayah dan pulau tidak lagi menjadi hambatan dalam mengambil setiap kesempatan yang ada.

Masih banyak lagi peranan internet dalam pendidikan, seperti pembelajaran yang interaktif, informasi yang terbaru dan aktual, perpustakaan yang tidak terbatas dan lain sebagainya. Selain ada nya sisi positif terdapat juga nilai negatif untuk pengguna internet seperti berpengaruh bagi perwujudan watak ,perilaku ,dan sifat tergantung dari diri pribadi masing-masing dalam mempergunakan layanan internet ini. Contoh kasus dalam hal ini adalah CyberCrime adalah contoh kasus yang sangat berbahaya. Kejahatan ini menyangkut masalah penipuan berbentuk SMS (Short Message Sending) seharusnya mahasiswalah yang bias berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah ini ,tetapi mahasiswa sendiri justru membuat masalah baru dengan memanfaatkan teknologi ini. Yang terpenting di dalam penggunaan internet adalah kesadaran setiap siswa untuk mengambil sisi positif internet dan menjauhi segala pengaruh negatif internet.

KESIMPULAN
Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi sudah sedemikian cepat sehingga merasuk dalam kehidupan manusia sehari-hari. Internet (Interconnection Network) merupakan jaringan computer yang menghubungkan computer-komputer diseluruh dunia (World Wide Network) sehingga terbentuk ruang maya jaringan computer (cyberspace) dimana antara satu computer dengan komputer lainnya dapat saling berhubungan atau berkomunikasi.
Penggunaan internet sebagai media pendidikan dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru. Fenomena baru dibidang pendidikan ini diharapkan mampu menjadi solusi atas problematika yang terjadi selama ini. Telah banyak situs pendidikan yang tersaji di internet, yang menyediakan informasi keilmuan, artikel dan buku virtual (e-book), informasi sekolah, beasiswa bahkan perguruan tinggi virtual. Teknologi ini juga telah dimanfaatkan oleh banyak lembaga pendidikan sebagai kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Apalagi menyongsong diterapkannya sistem otonomi sekolah.
Dampak Positif Internet
Internet telah banyak membantu manusia dalam segala aspek kehidupan sehingga internet mempunyai andil penuh dalam kehidupan sosial. Dengan adanya internet apapun dapat kita lakukan baik positif maupun negative. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
Dampak Negatif Internet
Parnografi Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan parnografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen ‘browser’ melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
Penipuan Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.

PENDAPAT
Menurut saya perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi sudah sedemikian cepat sehingga merasuk dalam kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari orang tua hingga anak-anak pun tidak ketinggalan mengikuti perkembangan teknologi ini. Dari perkembangan teknologi ini tentu memiliki nilai positif dan negatifnya. Seperti contohnya pada nilai positif  semua orang dapat mengakses informasi dalam sekejap dengan menggunakan internet dan dapat berkomunikasi dengan cepat pada jarak jauh sekali pun tapi di nilai negatif banyak yang menyalah gunakan penggunaan internet seperti anak-anak yang ketergandungan dengan game online, pornografi, dan lain-lain. Pengunaan internet pada bidang pendidikan juga seharusnya diawasi dengan orang tua, jadi peran orang tua dalam perkembangan teknologi ini sangatlah penting

Sumber :
1.      Website blogger ; jagoaninternet.com